Menusuk jiwa, membongkar asa
Juni 2010
Tak kusangka
Bawa malapetaka
Buatku, ahra
Perih, iya perih
Sampai saat ini bahkan
Masih buat mata berkaca bila diingat
Walau bukti sudah lenyap
Tapi rasa masih ada
Bingung
Kalau boleh jujur, aku bingung
Sikapmu bilang seolah kau tak peduli lagi
Tapi kau bilang padaku bahwa kau peduli
Sungguh aneh memang
Aneh
Bikin nanah semakin bernanah
Curi semua
Inang di dada, sakit
Dua bulan sudah kucoba
Hidup tanpa naunganmu
Ya, aku bisa
Aku berhasil
Hanya fisik
Tak batin
Cengeng, itu aku
Masih berharap akan apa yang sudah tak bisa diharapkan
Itu aku
Tapi, bukankah kau yag beriku harapan?
Untuk kembali dalam naunganmu?
Tapi apa?
Kau tunjukkan itu dalam nyata?
TAK
11 bulan beberapa jam
Tak akan hilang dalam benak
Walau semua yang mengingatkan sudah hilang
Tapi jangan anggap lemah
Aku masih ingat
Tahukah Aska?
Dua bulan yang lalu
Kutahan tangisku agar tak pecah saat perjalanan
Kutatap nanar pemandangan malam kota magelang
Yang senantiasa membimbingku mengikngatmu
Aku pikir, Aska tak tahu
Tak lama
Kudengar Aska sudah ada
Tersenyum dan aku menangis
Dalam tidurku juga
Tahukah aska?
Mungkin tidak
Dua bulan sunyi senyap
Aku tak tahu apa-apa lagi kini, aska
Memori dulu masih tersimpan rapi dalam celah-celah otakku
Kau? Aku tak tahu
Ya, aku masih mengharapkanmu
Terlalu berharap malah
Sudah, tangisku sudah pecah
Padahal sudah 2 bulan yang lalu
Waktu berjalan lambat
Sangat lambat
Aku tahu, bukan salahmu
Salahku
Mengapa harus kutulis semua hal-hal bodoh ini
Salahku menulis semua bualan-bualan ini
Aku memang sok
Sok berpuitis padahal aku bukan pujangga
Maafkan aku, Aska
Tulus, maafkan aku
Jika kau tahu
Sayangku masih di sini
Terpatri dalam hati
Sukar sekali terhapus apalagi kuhapus
Salam
-bunga-
19.15
19 agustus 2010
No comments:
Post a Comment